Nasi, Rempah-Rempah & Gizi


Suasana yang damai dan penuh kehangatan terasa di tempat berbuka puasa favorit itu. 


Dua orang duduk di meja yang terletak di dekat masjid. 


Mereka menikmati hidangan berbuka puasa dari penjual makanan dan minuman yang berjejer di sekitar tempat itu. 


Suara gemerincing gelas, percakapan riang, dan aroma harum masakan khas Ramadhan mengisi malam. 


Sambil menikmati santapannya, mereka berbagi cerita dan tertawa ringan, mengobrol tentang berbagai hal mulai dari pengalaman puasa mereka hingga rencana untuk menyambut malam Ramadan berikutnya sampai makanan. 


Lia: “Hei, kamu tahu ngga apa perbedaan antara nasi briyani, nasi mandhi, dan nasi kebuli?”


Rafi: “Nasi itu semua merupakan hidangan nasi yang sangat lezat, tapi sebenarnya memiliki asal dan karakteristik yang berbeda.”


Lia: “Wow si Ncep (Chef), paling tau nih, Aku penasaran. Bagaimana sejarah dan asal-usulnya?”


Rafi: “Nasi briyani berasal dari wilayah Timur Tengah, khususnya Persia, dan mulai diperkenalkan di India oleh pedagang Persia. Ini adalah hidangan nasi yang diaduk dengan rempah-rempah seperti cengkeh, kayu manis, dan jintan, dan kadang-kadang juga disertai dengan daging atau ayam.”


Lia: “Oh, pantes nasi briyani rasanya, bumbu rempah-rempahnya nendang ya!”


Rafi: “Nasi mandhi berasal dari Arab Saudi, khususnya dari kota Mekkah dan Madinah. Hidangan ini terkenal dengan daging yang diolah dengan rempah-rempah khas Arab, seperti kunyit, lada hitam, dan kapulaga.”


Lia: “Favorit aku tuh daging empuk berempah lagi! Kalau  nasi kebuli?"


Rafi: “Nasi kebuli juga berasal dari Timur Tengah, namun lebih khusus dari negara-negara seperti Irak, Suriah, dan Yordania. Ini adalah hidangan nasi yang diaduk dengan rempah-rempah seperti kayu manis, cardamom, (Kapulaga atau dalam bahasa Inggris disebut cardamom, adalah rempah-rempah yang ternyata sangat bermanfaat dari sisi kesehatan dan cengkeh, dan sering kali disajikan dengan daging kambing atau domba.”


Lia: “Hmm, jadi semuanya memiliki akar budaya yang kaya dan beragam, gitu ya”


Rafi: “Ya, itulah yang membuatnya begitu menarik. Selain itu, bahan-bahannya juga berbeda-beda.”


Lia: “Bahan-bahannya apa aja, Fi, yang digunakan untuk memasaknya?”


Rafi: "Ok, like I said, untuk nasi briyani, biasanya digunakan beras basmati yang diaduk dengan bumbu-bumbu khas serta daging atau ayam. Sedangkan untuk nasi mandhi, selain beras, bumbu-bumbu Arab seperti kurma, kunyit, dan cabe digunakan untuk memperkaya rasa dagingnya. Sedangkan nasi kebuli menggunakan beras yang diaduk dengan rempah-rempah seperti kayu manis, cardamom, (Kapulaga atau dalam bahasa Inggris disebut cardamom, adalah rempah-rempah yang ternyata sangat bermanfaat dari sisi kesehatan. Rempah satu ini memang dikenal mempunyai aroma dan cita rasa khas yang membuat makanan bertambah lezat dan cengkeh, serta daging kambing atau domba."


Lia: "Hmm, jadi mereka memiliki persamaan dalam penggunaan beras dan rempah-rempah, tapi variasi bumbu dan daging membuatnya berbeda.


Rafi: "Yeah, you're right." Dan cara memasaknya juga sedikit berbeda."


Lia: "Bagaimana cara memasaknya?"


Rafi: "Nasi briyani umumnya dimasak dengan metode "dum", di mana nasi dan daging dimasak bersama-sama dalam panci tertutup untuk mengunci aroma dan rasa. Nasi mandhi sering dimasak dengan cara dipanggang di bawah tanah selama beberapa jam untuk mendapatkan rasa yang unik. Sedangkan nasi kebuli sering dimasak dengan cara direbus dan kemudian dihidangkan dengan daging yang telah dimasak terpisah. Di antara ketiga masakan tersebut, nasi mandhi mungkin yang paling mudah dimasak. Biasanya, proses memasak nasi mandhi melibatkan perendaman daging dalam rempah-rempah, kemudian dipanggang atau dimasak dalam oven bersama dengan nasi. "Ini mungkin lebih sederhana dibandingkan dengan nasi briyani atau nasi kebuli yang memerlukan lebih banyak langkah dan bahan. Namun, tingkat kesulitan dapat bervariasi tergantung pada resep yang digunakan. Sumbernya dapat ditemukan dalam berbagai sumber online seperti situs web memasak atau buku resep."


Lia: "Wow, keren, Aku belum pernah mencoba memasaknya sendiri, jadi aku jadi pengen nyoba"


Rafi: "Coba, aja, Memasak hidangan-hidangan tersebut bisa menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan."


Lia: "Kalau aku prefer instan, Rafi. Atau kalau kamu mau bantu, boleh, he...he. Tapi, makasih ya, sekarang aku jadi tahu perbedaan antara nasi briyani, nasi mandhi, dan nasi kebuli. "


Rafi: "No problem, Lia."


Perbedaan antara nasi briyani, nasi mandhi, dan nasi kebuli dari segi sejarah, asal-usul, bahan-bahan, dan cara memasaknya.

Dengan pemahaman ini, bisa lebih menghargai kekayaan kuliner dari berbagai belahan dunia.


Gizi Seimbang, Halal dan Baik

Menyiapkan dan memasak makanan selama bulan puasa memerlukan perencanaan yang baik agar dapat menghemat waktu dan energi. Berikut adalah beberapa tips untuk memasak dengan efisien selama bulan Ramadhan:

  1. Rencanakan Menu: Buatlah daftar menu untuk beberapa hari ke depan agar Anda dapat mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan sekaligus. Pertimbangkan variasi makanan agar tetap bergizi dan beragam.

  2. Beli Bahan Makanan Secukupnya: Hindari pemborosan dengan membeli bahan makanan sesuai kebutuhan. Belilah dalam jumlah yang cukup untuk beberapa hari ke depan agar tidak perlu bolak-balik ke pasar setiap hari.

  3. Manfaatkan Waktu Sahur: Gunakan waktu sahur untuk menyiapkan beberapa makanan yang dapat disimpan dan dipanaskan kembali saat berbuka. Contohnya, rebus telur, masak nasi, atau siapkan bubur untuk disimpan di lemari es.

  4. Pilih Metode Memasak yang Cepat: Gunakan metode memasak yang cepat seperti memanggang, merebus, atau mengukus untuk menghemat waktu. Hindari menggoreng makanan yang memakan banyak waktu dan minyak.

  5. Sederhanakan Resep: Pilih resep-resep yang sederhana dengan bahan-bahan yang mudah ditemukan dan dipersiapkan. Ini akan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk memasak.

  6. Siapkan Makanan Beku: Buatlah makanan dalam jumlah besar dan simpan dalam wadah yang sesuai untuk dibekukan. Anda dapat menghangatkannya kembali saat berbuka untuk menghemat waktu memasak.

  7. Pilih Makanan Bergizi: Pastikan makanan yang Anda masak selama bulan puasa mengandung nutrisi yang cukup untuk menjaga kesehatan tubuh. Pilihlah makanan yang kaya akan protein, serat, vitamin, dan mineral.

  8. Perbanyak Sayuran dan Buah-buahan: Sertakan banyak sayuran dan buah-buahan segar dalam menu Anda. Mereka mengandung serat, vitamin, dan antioksidan penting yang dibutuhkan tubuh.

  9. Konsumsi Sumber Karbohidrat yang Baik: Pilihlah sumber karbohidrat kompleks seperti nasi merah, roti gandum, atau kentang untuk memberikan energi yang bertahan lama.

  10. Minum Banyak Air: Pastikan untuk minum banyak air saat berbuka dan sahur untuk mencegah dehidrasi. Hindari minuman berkafein dan berperisa karena dapat menyebabkan dehidrasi.

  11. Hindari Makanan Berlemak dan Berkalori Tinggi: Batasi konsumsi makanan berlemak dan berkalori tinggi yang dapat membuat Anda merasa lelah dan mengantuk selama puasa.

  12. Perhatikan Kadar Gula: Hindari makanan dan minuman yang mengandung banyak gula tambahan. Pilihlah makanan yang memiliki indeks glikemik rendah untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil.

  13. Cukup Istirahat dan Berolahraga: Meskipun mungkin sulit selama bulan puasa, tetapkan waktu untuk istirahat yang cukup dan berolahraga ringan untuk menjaga kesehatan tubuh dan pikiran.

Dengan merencanakan menu, memasak dengan efisien, dan memilih makanan yang bergizi dan seimbang, Anda dapat menjaga kesehatan tubuh dan menjalani ibadah puasa dengan lebih nyaman selama bulan Ramadhan.


Comments

Popular Posts