Taman Kata, Kebun Makna: Seikat Puisi


Tabur dan Tuai

Mengarungi ladang kehidupan,

Kita menabur benih kebaikan,

Bukan untuk puji, bukan untuk sanjungan,

Hanya demi Allah, Sang Pemilik tujuan.


Setiap biji yang kita tanam,

Adalah niat suci yang terus terpendam,

Meski angin menggoyah, meski hujan mengguyur,

Allah menjaga, hingga ia subur.


Tidak ada biji yang hilang sia-sia,

Setiap kebaikan tercatat sempurna,

Jika bukan di bumi ini ia berbuah,

Di akhirat kelak, semoga Allah yang menumbuhkannya.


Tabur kebaikan walau kecil adanya,

Sekuntum senyum, sebaris doa,

Karena dalam setiap niat yang ikhlas,

Ada pahala yang Allah lipatkan dengan luas.


Tuai nanti di ladang keabadian,

Hasil dari hati yang penuh keimanan,

Yang kita tanam karena cinta pada-Nya,

Akan kembali sebagai bukti rahmat-Nya.


Taburlah, wahai jiwa yang rindu Ridha-Nya,

Jangan berhenti walau dunia lelah,

Karena menanam untuk Allah semata,

Semoga mendapat jalan kelak menuju surga yang indah.


Jejak Kebaikan

Di tepian hati yang kadang gelap,

kudengar bisikan lembut, serupa harap.

Berusaha berpikir dalam terang,

meski badai pikiran datang menyerang.


Kupahatkan niat pada batu keyakinan,

bahwa baik itu bukan sekadar pilihan.

Ia cahaya yang terus dijaga,

meski kadang rapuh, hampir sirna.


Lisan ini, penjaga jiwa,

tak selalu mudah menahan bara.

Namun kutanamkan dalam setiap kata,

hanya kebaikan yang pantas menembus udara.


Dan perbuatan, langkah kecil di dunia fana,

membangun rumah bagi cinta dan asa.

Meski tertatih di jalan berliku,

berusaha agar niat luruh berlalu.


Berpikir baik, berucap tulus,

berbuat benar, sungguh tak harus mulus.

Tapi setiap jejak yang kutinggalkan,

adalah pesan: hidup adalah perjuangan.


Seperti matahari yang terus terbit,

aku pun terus belajar, sedikit demi sedikit.

Menyemai kebaikan dalam diri dan semampunya,

agar dunia, meski kecil, terasa lebih bermakna.



Menjaga Diri

Lembutkan hati di kala badai,

Tenangkan jiwa yang bergejolak ramai.

Jangan biar emosi merantai,

Dalam sabar, sejati damai.


Hasad dan iri, biarlah pergi,

Tak perlu dengki membakar nurani.

Cukupkan syukur di setiap hari,

Bersihkan jiwa, luruskan hati.


Lelah jasmani, istirahatkan raga,

Hidup tak harus terus berlaga.

Hargai napas, dengar detak semesta,

Pelankan langkah, rasakan makna.


Seperti embun yang lembut di pagi,

Tenanglah, hidup tak selalu berlari.

Jaga emosi, rawatlah hati,

Sehatkan raga, bahagiakan diri.

Comments

Popular Posts